12 November 2008

Multikulturalisme

ehmm,,
ini tulisan saya tentang multikulturalisme..
sebenernya c bet tugas LTM MPKT,,
tapi ya mudah2an berguna bwt yang lain,,

Kata Multikulturalisme mungkin biasa diartikan oleh masyarakat sebagai sebuah keadaan dimana ada banyak budaya yang berbeda-beda dalam masyarakat pada waktu tertentu. Ada beberapa ahli yang mengkaji tentang masalah multikulturalisme. Berikut beberapa contoh pendapat ahli.

· Menurut Petter Wilson, Dia mengartikan multikulturalisme setelah melihat peristiwa di Amerika, “ Di Amerika, multikultural muncul karena kegagalan pemimpin di dalam mempersatukan orang Negro dengan orang Kulit Putih”. Dari sini dapat diambil sebuah sintesa bahwa konsep multikultural PetterWilson semata-mata merupakan kegagalan dalam mempersatukan kelompok etnis tertentu. Kemudian problem penghambatan proses integrasi budaya ini berujung kepada gagalnya atau salahnya perspektif tentang sebuah kesatuan budaya (Unikultural). Yang seharusnya tidak berarti kemajemukan harus dipaksakan unutk menjadi satu, akan tetapi perbedaan itu haruslah menjadi kekuatan yang kompleks untuk bersatu dan berjalan bersama, tanpa adanya konflik. [1]

· Menurut Rob Reich, ada dua jenis multikulturalisme, yaitu deskriptif dan normatif. Rob Reich yang membedakan di antara multikulturalisme deskriptif dengan multikulturalisme normatif. Multikulturalisme deskriptif adalah kenyataan sosial yang mencerminkan adanya kemajemukan (pluralistik). Multikulturalisme normatif berkaitan dengan dasar-dasar moral, yaitu adanya ikatan moral dari para warga dalam lingkup negara/bangsa untuk melakukan sesuatu yang menjadi kesepakatan bersama.[2]

Jadi memang benar pendapat masyarakat mengenai mutikulturalisme, yang secara umum disebut ‘banyak budaya.’ Multikulturalisme bisa menyebabkan konflik jika tidak dapat diakomodasi dengan baik. Perbedaan budaya merupakan suatu hal yang harus benar-benar didasari rasa toleransi yang tinggi, jika tidak, akan muncul nbanyak konflik. Karena didalam masyarakat majemuk, banyak faham yang bisa menyebabkan hal itu terjadi, antara lai etnosentrisme dan primordialisme.




Multikulturalisme di Indonesia dan Negara Lain

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan banyak penduduk yang terpisah dari Sabang sampai Merauke. Dengan begitu, jelas bahwa Indonesia memiliki banyak suku dan tentu banyak budaya yang berbeda dari masing-masing suku tersebut. Di pulau Jawa saja, yang merupakan pusat pemerintahan dan pembangunan Indonesia, terdapat banyak suku bangsa.

Jika ingin melihat multikulturalisme di Indonesia, mungkin tempat yang tepat untuk menninjaunya adalah kota Jakarta. Jakarta merupakan miniatur Indonesia yang sebagian besar penduduknya merupakan penduduk pendatang dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam kehidupan multikulturalnya, banyak konflik yang terjadi di Indonesia, seperti konflik antara suku Madura dan Dayak, konflik Poso, juga gerakan-gerakan separatis seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan lain-lain. Oleh karena itu, toleransi sangat diperlukan di Indonesia seebagai bentuk kesadaran warga negara untuk membangun kehidupan bersama.

Di dunia Internasional juga terdapat multikulturalisme budaya. Multikulturalisme ini, menurut Graffton Elliot Smith dan W.J. Perry, adalah karena suatu budaya di suatu tempat ada karena disebar dan berasal dari suatu daerah tertentu.[3] Jika melihat teori yang dikemukakan oleh Smith dan Perry, dapat disimpulkan bahwa diseluruh dunia ada multikulturalisme. Di Jepang misalnya, walaupun masyarakatnya terlihat sama dan memiliki satu kebudayaan, namun ternyata memiliki banyak kebudayaan yang berbeda-beda. Kebudayaan warga Jepang di wilayah yang satu dengan wilayah lainnya bisa jadi berbeda. Begitu pula di Amerika, terdapat banyak budaya dalam masyarakatnya. Hasil survey dari Post Enumeration Survey, terdapat keragaman agama di Amerika.[4]

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa kehidupan manusia dimanapun tidak dapat terlepas dari kemajemukan budaya. Namun demikian, hal ini bukan merupakan alasan untuk terjadinya konflik. Terakhir, toleransi dalam kehidupan harus terus dipupuk untuk dapat menghindari konflik budaya.


Daftar Pustaka

Buku

Ferraro, Gary. 2005, Cultural Anthropology. Warsworth Press.

Internet

http://www.census.gov/prod/2001pubs/statab/sec01.pdf

http://www.lpkub.org/Jurnal%20KUB/edisi2/teori%20multikulturalisme.htm

http://poetraboemi.wordpress.com/2008/03/21/multikulturalisme-dan-masa-depan-indonesia/



[1]Ditulis oleh Muhammad Abduh Ali Saputra BM http://poetraboemi.wordpress.com/2008/03/21/multikulturalisme-dan-masa-depan-indonesia/

[2] Multikulturalisme dan Penerapannya Dalam Kerukunan Umat Beragama, Ahmad Rivai Harahap.

[3] Ferraro, Cultural Anthropology

[4] Lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.census.gov/prod/2001pubs/statab/sec01.pdf

2 komentar:

  1. bau banget men tulisan lo..
    pusing bacanya!!

    BalasHapus
  2. ngg ngrti gw/......
    kurng jlazh.........

    BalasHapus